Poses inisiasi dini diperlukan untuk memberikan kesempatan kepada bayi untuk belajar menghisap payudara ibunya sendiri sejak dini. Dengan melakukan proses inisiasi dini, dapat menurunkan resiko kematian pada bayi.
Hasil penelitian yang dilakukan Karen Edmond dan koleganya menunjukkan, inisiasi dini pada jam pertama setelah melahirkan menurunkan 22% resiko kematian pada bayi usia 0 - 28 hari. Dan sebaliknya, tanpa melakukan inisiasi dini dapat meningkatkan resiko kematian 2,4 kali lebih tinggi.
Pada proses inisiasi, ada sentuhan skin to skin antara ibu dan anak setelah melahirkan. Bayi yang baru lahir dan placenta (ari-ari) bayi dipotong, bidan atau dokter meletakkan bayi yang masih berlumuran darah ke dada ibunya.
Setelah bayi diletakkan di dada sang ibu, biasanya bayi akan diam selama 20-30 menit. Pada kondisi ini, bayi sedang beradaptasi dan mencoba menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh sang ibu meningkat hingga 2 derajat celcius. Namun jika bayi merasa kepanasan, suhu tubuh sang ibu menurun hingga 1 derajat celcius. Yang perlu dijaga dari proses tersebut adalah suhu ruangan yang tepat, yakni 28-29 derajat celsius.
Kemudian, ketika bayi sudah mulai menguasai keadaan secara otomatis kakinya akan bergerak-gerak di perut ibunya seperti hendak merangkak. Ketika melakukan gerakan tersebut, bayi membantu ibunya menghentikan pendarahan setelah melahirkan dan memperlancar pengeluaran placenta.
Setelah itu, bayi akan mencari puting susu sang ibunya dan mengecap-ngecap permukaan kulit ibunya untuk mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang akan ia butuhkan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya sebelum akhirnya menghisap puting sang ibu.
Ada banyak manfaat dari proses inisiasi dini. Selain dapat mengurangi resiko kematian bayi, inisiasi dini juga bermanfaat bagi bayi dalam pemberian ASI eksklusif sejak dini. Imunisasi dini yang diberikan melalui ASI bermanfaat untuk pemberian sistem imun untuk kekebalan tubuh.
Hasil penelitian yang dilakukan Karen Edmond dan koleganya menunjukkan, inisiasi dini pada jam pertama setelah melahirkan menurunkan 22% resiko kematian pada bayi usia 0 - 28 hari. Dan sebaliknya, tanpa melakukan inisiasi dini dapat meningkatkan resiko kematian 2,4 kali lebih tinggi.
Pada proses inisiasi, ada sentuhan skin to skin antara ibu dan anak setelah melahirkan. Bayi yang baru lahir dan placenta (ari-ari) bayi dipotong, bidan atau dokter meletakkan bayi yang masih berlumuran darah ke dada ibunya.
Setelah bayi diletakkan di dada sang ibu, biasanya bayi akan diam selama 20-30 menit. Pada kondisi ini, bayi sedang beradaptasi dan mencoba menetralisir keadaannya setelah trauma melahirkan.
Bila bayi merasa kedinginan, suhu tubuh sang ibu meningkat hingga 2 derajat celcius. Namun jika bayi merasa kepanasan, suhu tubuh sang ibu menurun hingga 1 derajat celcius. Yang perlu dijaga dari proses tersebut adalah suhu ruangan yang tepat, yakni 28-29 derajat celsius.
Kemudian, ketika bayi sudah mulai menguasai keadaan secara otomatis kakinya akan bergerak-gerak di perut ibunya seperti hendak merangkak. Ketika melakukan gerakan tersebut, bayi membantu ibunya menghentikan pendarahan setelah melahirkan dan memperlancar pengeluaran placenta.
Setelah itu, bayi akan mencari puting susu sang ibunya dan mengecap-ngecap permukaan kulit ibunya untuk mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang akan ia butuhkan untuk membangun sistem kekebalan tubuhnya sebelum akhirnya menghisap puting sang ibu.
Ada banyak manfaat dari proses inisiasi dini. Selain dapat mengurangi resiko kematian bayi, inisiasi dini juga bermanfaat bagi bayi dalam pemberian ASI eksklusif sejak dini. Imunisasi dini yang diberikan melalui ASI bermanfaat untuk pemberian sistem imun untuk kekebalan tubuh.
0 komentar
Posting Komentar