Tampilkan postingan dengan label moslem. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label moslem. Tampilkan semua postingan

Anda Yang Menilai

Diposting oleh riza_pratamapurba | Rabu, Februari 27, 2008 | , , | 0 komentar »

Kemana kaum muslimin yang setiap tahunnya selalu mengadakan maulid nabi … !!!! Kemana kaum muslimin yang setiap tahunnya selalu mengadakan peringatan Isra dan Miraj nabi … !!!!

Kemana kaum muslimin yang setiap ada orang yang meninggal selalu membacakan tahlil, tahmid dan shalawat … !!! Kemana aqidah penguasa ini ini yang notabennya mengaku sebagai orang Islam … !!!! Dikemanakan aqidah kalian yang disaat Nabi-mu… Rasulmu… Panutanmu…dihina… direndahkan… dilecehkan…

Atas nama kebebasan, Islam dan Rasulullah saw. kembali dihina. Pada tahun 2005 lalu, Koran Jyllands-Posten Denmark menerbitkan kartun-kartun Kanjeng Nabi Muhammad saw. Dalam kartun itu digambarkan Rasulullah saw. membawa pedang dan menenteng ‘bom’. Bahkan dalam salah satu kartunnya, Rasulullah saw. digambarkan sebagai orang yang bersorban, dan di sorbannya terselip bom (terlihat dari bentuk dan sumbunya). Lalu, Januari 2006 kartun-kartun itu dimuat di media massa Norwegia. Bahkan karikatur-karikatur tersebut muncul di berbagai koran harian Prancis, seperti France Soir.

Kasus tersebut mencuat lagi setelah Badan Intelijen Denmark, PET (12/2/2008), mengklaim berhasil mengagalkan sebuah rencana pembunuhan terhadap kartunis Kurt Westergaard, yang menggambar kartun Nabi Muhammad itu. Keesokan harinya (13/2/2008), karikatur yang melecehkan dan menghina Islam tersebut dimuat kembali oleh sebelas media massa terkemuka di Denmark dan televisi nasional, termasuk Koran Jyllands-Posten. Sedikitnya tiga harian di Eropa, yaitu di Swedia, Belanda dan Spanyol, juga mencetak karikatur penuh kebencian itu. Anehnya, pada 13/2/2008, orang nomor satu PET, Jacob Scharf, segera membebaskan para tersangka dari tuduhan itu. Pihak berwenang tidak membeberkan bukti yang mendukung tuduhan mereka, tetapi kemudian dengan mudah melepas mereka. Ini menunjukkan ada upaya sengaja untuk menghina Islam dan Rasul-Nya dengan justifikasi klaim bohong tersebut.

Dulu, tahun 2005, pemerintah Denmark merestui penghinaan tersebut. Kala itu, Pemerintah Denmark lewat PM Anders Fogh Rasmussen membela koran dengan alasan hak kebebasan berbicara. Kini, alasan yang sama disampaikan. “Kami tidak meminta maaf bagi kebebasan berbicara,” ujar Soevndal, pemimpin Partai Rakyat Sosialis, seperti dikutip BBC.

Kebebasan hanyalah kedok. Intinya adalah kebencian. Tengoklah ucapan Kurt Westergaard, kartunis yang menggambar kartun Nabi itu, kepada Berlingske Tidende. ”Dengan kartun ini saya ingin menunjukkan bagaimana fanatiknya Islam fundamental atau teroris menggunakan agama sebagai jenis senjata spriritual.”

Kebebasan Mereka adalah Kebencian

Kebebasan beragama dan kebebasan berbicara yang disembah oleh kalangan sekular dan liberal merupakan penyakit berbahaya. Mereka tidak membedakan mana kebebasan yang muncul dari fitrah manusia dan mana yang justru merusaknya.

Realitas menunjukkan bahwa kebebasan beragama ada dua jenis. Kebebasan jenis pertama adalah kebebasan untuk menganut agama dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya. Bentuk kebebasan demikian dijamin oleh Islam. Allah SWT berfirman:

لاََ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيّ
ِ

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam). Sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. (QS al-Baqarah[2]: 256).

Kebebasan jenis ini muncul dari fitrah manusia untuk mensucikan sesuatu yang dijadikan sesembahan (gharîzah tadayyun).

Berbeda dengan itu, kebebasan jenis kedua merupakan kebebasan untuk merusak agama, mengolok-olok dan menodai agama, atau meruntuhkan bangunan agama. Kebebasan demikian sangat berbahaya dan menyalahi fitrah manusia. Sebab, ia menggiring manusia pada pertentangaan dan perpecahan masyarakat, bahkan dapat berujung pada porak-porandanya tatanan masyarakat dan negara. Penghinaan terhadap Rasulullah kekasih kaum Mukmin lewat kartun, penghinaan al-Quran dengan dimasukkan ke kloset sebagaimana terjadi di Guantanamo, atau al-Quran dituduh sebagai The Satanic Verses (ayat-ayat setan), pengakuan sebagai nabi/rasul baru dalam Islam setelah Nabi Muhammad saw., meyakini buku Tadzkirah yang memutarbalikkan al-Quran sebagai wahyu suci, dalam kasus Ahmadiyah, dll. termasuk ke dalam kebebasan jenis ini. Kebebasan ini dilarang dalam Islam. Tengoklah, Rasulullah saw. menyatakan Musailamah dan siapapun yang mengaku nabi/rasul dan mengklaim menerima wahyu sesudah beliau sebagai pendusta/al-kadzdzab (HR al-Bukhari dan Ahmad).

Setelah menelaah banyak hadis, Imam asy-Syaukani menukil pendapat para fukaha, antara lain pendapat Imam Malik, yang mengatakan bahwa orang kafir dzimmi seperti Yahudi, Nasrani dan sebagainya yang menghujat Rasulullah saw., harus dijatuhi hukuman mati; kecuali jika mereka bertobat dan masuk Islam. Adapun jika pelakunya seorang Muslim, ia harus dieksekusi tanpa diterima tobatnya. Imam asy-Syaukani mengatakan bahwa pendapat tersebut sama dengan pendapat Imam Syafii dan Imam Hanbali.

Kebebasan demikian lahir dari sekularisme, pluralisme dan liberalisme. Kebebasan ini pulalah yang dipropagandakan oleh Barat dan orang Islam yang membebek kepadanya. Tidaklah mengherankan, fakta menunjukkan kebebasan liar seperti ini tidak akan dapat menyatukan manusia. Kebebasan jenis kedua ini menimbulkan konflik di tengah-tengah masyarakat. Penghinaan satu pihak terhadap pihak lain dibiarkan atas nama kebebasan. Peradaban sekular telah gagal mewujudkan kedamaian dan keharmonisan manusia.

Sayangnya, ada pihak yang disebut ‘tokoh’ bahkan ‘tokoh Islam’ yang justru membela kebebasan jenis kedua itu. Dalihnya: kebebasan berbicara. Mereka terjebak oleh slogan ‘Islam moderat’ yang diusungnya. Padahal, sadar atau tidak, tindakan mereka itu sedang menelikung Islam dan merobohkan umatnya.

Sikap Penguasa vs Khalifah

Anehnya, mayoritas penguasa di Dunia Islam saat ini diam. Pemerintah Indonesia pun tidak menganggap hal ini sebagai perkara penting. Buktinya, tindakan paling ringan pun tidak mereka lakukan. Mereka tidak melakukan kutukan, protes atau memanggil duta besar Denmark dan negara lain yang terlibat penghinaan atas Islam. Bandingkan, jika kepala negara dihina, segera pelakunya diprotes dan diadili. Padahal lebih mulia mana Nabi Muhammad saw dibanding mereka? Namun, mengapa ketika Rasulullah saw. dihina mereka diam saja? Dimana letak penghormatan dan kecintaan mereka kepada Nabi Muhammad saw.? Bukankah Rasulullah saw. harus lebih dicintai daripada keluarga, harta, diri sendiri, bahkan manusia secara keseluruhan seperti ditegaskan dalam banyak hadis? Sikap seperti ini bukanlah sikap penguasa Muslim, bertentangan dengan ajaran Islam dan jauh dari sikap para khalifah kaum Muslim.

Dulu, Prancis pernah merancang untuk mengadakan pertunjukan drama yang diambil dari hasil karya Voltaire. Isinya bertemakan “Muhammad atau Kefanatikan”. Di samping mencaci Rasulullah saw., drama tersebut menghina Zaid dan Zainab. Ketika Khalifah Abdul Hamid mengetahui berita tersebut, melalui dutanya di Prancis, beliau segera memberikan ancaman kepada Pemerintah Prancis supaya menghentikan pementasan drama tersebut. Beliau mengingatkan bahwa ada tindakan politik yang akan dihadapi Prancis jika tetap meneruskan dan mengizinkan pementasan tersebut. Prancis akhirnya membatalkannya.

Tidak berhenti sampai di situ. Perkumpulan teater tersebut berangkat ke Inggris. Mereka merencanakan untuk menyelenggarakan pementasan serupa. Sekali lagi, Khalifah Abdul Hamid memberikan ancaman kepada Inggris. Inggris menolak ancaman tersebut. Alasannya, tiket sudah terjual habis dan pembatalan drama tersebut bertentangan dengan prinsip kebebasan (freedom) rakyatnya. Perwakilan Khilafah Utsmaniyah di sana mengatakan kepada Pemerintah Inggris bahwa Prancis telah menggagalkan acara tersebut sekalipun sama-sama mengusung kebebasan. Pihak Inggris justru menegaskan bahwa kebebasan yang dinikmati rakyatnya jauh lebih baik daripada apa yang ada di Prancis. Setelah mendengar sikap Inggris demikian, sang Khalifah menyampaikan, ”Saya akan mengeluarkan perintah kepada umat Islam dengan mengatakan bahwa Inggris sedang menyerang dan menghina Rasul kita! Saya akan mengobarkan jihad akbar!”

Melihat keseriusan Khalifah dalam menjaga kehormatan Rasulullah saw. tersebut, Pemerintah Inggris segera melupakan sesumbarnya tentang kebebasan, dan pementasan drama itu pun dibatalkan

Hakikat drama di atas dengan tema ”Muhammad atau Kefanatikan” sama dengan hakikat pembuatan kartun Nabi saw. saat ini. Lihatlah ungkapan Kurt Westergaard, pembuat kartun-kartun itu, sekali lagi, ”Dengan kartun ini saya ingin menunjukkan bagaimana fanatiknya Islam fundamental atau teroris menggunakan agama sebagai jenis senjata spriritual.” Isinya, sama-sama mengusung tema, ”Muhammad atau Kefanatikan”.

Semestinya, sikap penguasa dan para ulama dalam menyikapi karikatur/kartun Nabi saw. juga sama dengan sikap Khalifah Abdul Hamid di atas.

Wahai umat Islam!
Wahai umat Muhammad saw.!

Penghinaan terhadap Islam dan Rasulullah saw. terus berulang. Hal serupa akan terus terulang hingga mereka tahu bahwa kita umat Muhammad saw. memiliki benteng. Mereka tahu, penguasa saat ini bukanlah benteng bagi umat. Benteng itu adalah Khalifah. Karena itu, Hizbut Tahrir bersama dengan berbagai komponen umat terus berjuang mewujudkan Khilafah. Tanpa Khilafah, kita akan terus diinjak-injak. Padahal kita adalah umat terbaik. Lupakah kita akan firman Allah SWT:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ

Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, melakukan amar makruf nahi mungkar dan beriman kepada Allah. (QS Ali Imran [3]:110).

Karena itu, siapa pun yang menyerang pendirian khilafah yang jelas-jelas telah membela Nabi dan Islam, hakikatnya sama dengan membiarkan Islam dan Nabinya terus dinistakan. Mereka adalah bagian dari kaki tangan orang kafir penjajah.

Belum Ada Judul

Diposting oleh riza_pratamapurba | Rabu, Februari 27, 2008 | , , , , | 0 komentar »

Beberapa waktu lalu, pihak Nahdhatul Ulama Indonesia telah memprakarsai suatu pertemuan internasional yang bertujuan untuk mempererat hubungan dua mazhab terbesar Islam, yaitu Sunni-Syiah. Pihak penyelenggara berharap pertemuan itu bisa menjadi langkah dan momen baru untuk membangun kerjasama positif, konstruktif dan harmonis di antara sesama umat Muslim.

Meskipun tidak semua partsipan menghadiri pertemuan yang dilaksanakan di Istana Bogor itu, namun pertemuan tersebut jelas positif dan bisa memunculkan banyak pertemuan lainnya yang bisa semakin mempererat hubungan kedua belah pihak, terutama dalam menghadapi musuh besar Islam saat ini, yaitu kaum Zionis, dimanapun mereka berada dan apapun latar belakang agama mereka.

Namun hanya selang beberapa waktu, upaya positif ini secara tiba-tiba ingin dihancurkan lagi oleh sekelompok orang di Tanah Air yang mengatasnamakan dirinya sebagai “kelompok Muslim”. Mereka menolak terjalinnya hubungan harmonis antara Sunni-Syiah, dan lebih suka melihat terjadinya kaos dan pertumpahan darah di antara sesama kaum Muslim. Sebenarnya, kelompok provokator yang dipimpin oleh seorang “ustad” berinisial TA ini telah lama bekerja dengan dana-dana bantuan luar negeri dalam rangka menciptakan distabilisasi umat Muslim di Tanah Air.

Mereka bekerja dengan berbagai jalur, seperti media cetak, pendidikan dan gerakan massa. Dalam “perjuangannya” itu, mereka mengatakan bahwa mereka ingin menyelamatkan umat Muslim Indonesia dari ajaran sesat.

Selagi kelompok yang berbasis di Jawa Timur dan yang mengatasnamakan diri mereka sebagai “kelompok Salafi” ini kenyang dengan rezekinya para Zionis dan tekun menjalankan proyek-proyek provokatif mereka untuk mengadu domba Muslim di Indonesia, serta percaya kepada propaganda Amerika yang mengatakan bahwa Syiah adalah biang keladi kerusuhan di Irak, maka setiap harinya, kaum Muslimah di Iraq telah dinikmati secara biadab oleh tentara-tentara Zionis Amerika yang terus bercokol di Irak. Ini belum ditambah dengan pembunuhan anak-anak yang tidak berdosa di Irak.

abughraibupdated.jpg

rape1.gifrape3.gifrape4.gif

Di Irak, setiap hari para Muslimah di perkosa dan anak-anak dijadikan sasaran tembak, jika ada serdadu Amerika yang terbunuh. Tindakan itu dilakukan semata-mata sebagai aksi balas dendam pihak tentara AS. Namun anehnya, Pemerintah Saudi Arabia yang menjadi pemberi restu, finansial, dan juga fasilitator bagi Amerika untuk menyerang negara Irak ini, menutup mata dari tindakan biadab tentara Zionis AS tersebut. Lebih dari itu, Pemerintah Saudi Arabia bahkan memberikan sebagian dari negeri mereka untuk dijadikan base camp-nya tentara AS.

rape7.gifrape6.gif

Bahkan sungguh ironis, karena beberapa pihak ulama di Saudi Arabia dan juga seorang ulama asal Mesir yang kini berdomisili di Qatar, malah mengatakan bahwa yang menjadi provokator dan perusak kedamaian di Irak itu adalah kaum Syiah yang merupakan mayoritas penduduk di Irak.

rape5.gifrape9.gif

Dengan alasan ini, Bush cs (la’natullah ‘alaihim) memperoleh alasan bahwa mereka telah mendapat dukungan resmi dari pihak ulama Muslim sendiri. Untuk itu, pemerintahan Bush seringkali menyatakan bahwa keberadaan mereka di Irak adalah untuk menegakkan demokrasi….

rape15.gifrape12.gif

Di Irak sana, para wanita Muslimah ditangkapi dengan alasan terkait dengan terorisme, lalu tanpa bukti, mereka digiring ke penjara Abu Gharib. Di tempat ini, satu-persatu para wanita Muslimah ini ditelanjangi dan diperkosa secara bergilir oleh tentara-tentara AS. Lalu dipukuli sampai wajah mereka tidak berbentuk lagi. Peristiwa ini telah berlangsung sejak tahun 2003…

GAMBAR-GAMBAR SUDAH DI SENSOR

00_torture_1-baru.jpg 00_torture_2-baru.jpg

Para Muslimah ditempatkan di dalam penjara berukuran 2,5 m x 1,5 meter dan selama “dalam proses penahanan,” setiap malam mereka diperkosa secara berkelompok sampai pingsan. Banyak dari Muslimah ini yang belum dan sudah menikah dan memiliki suami dan anak, sehingga hanya beberapa orang saja yang berani membuka mulut dan mengangkat kasus mereka ke pengadilan. Kini, sekelompok pihak pengacara wanita di Irak mengajukan tuntutan kejahatan perang terhadap kaum wanita Muslimah dan anak-anak dan mereka butuh dukungan kita semua…

00_torture_3-baru.jpg 00_torture_4-baru.jpg

(CATATAN: Saya minta maaf atas foto-foto di atas kepada para pembaca, tapi inilah derita warga Irak yang sebenarnya sejak tentara Amerika menancapkan taring-taring iblisnya di sana. Semoga gambar-gambar ini membuat kita sadar dan menitikkan air mata, betapa media dunia sudah sedemikian dimanipilasi oleh Zionis internasional)

Sudahkah foto-foto ini memuaskan kebencian anda kepada Syiah…?

Sudahkah gambar-gambar ini mengenyangkan perut-perut buncit kalian yang memakan harta kaum Zionis…?

Sudahkah foto-foto ini menjawab siapa yang menjadi korban dan siapa biang keladi sesungguhnya di Irak?

Wahai anda yang mengaku Muslim dan ikut melakukan demonstrasi yang baru-baru ini terjadi di depan sebuah Pesantren anak-anak kaum Muslim dan Muslimah…

Selamat menikmati hasil perjuangan anda…!!! Semoga kalian sudah puas…!!

Wahai saudara Muslim, Bukalah Mata Kalian…!

Dan Bangunlah Dari Tidur Kalian…!

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. 2:120)

quran.jpg

masjid.jpg

tentara.jpg