Menurutnya, tingginya inflasi Maret di luar estimasi semua ekonom, karena sebelumnya dia hanya memproyeksikan inflasi di kisaran 0,6% hingga 0,8%. Tingginya inflasi year on year sebesar 8,07%, mempersulit BI untuk menurunkan BI Rate sehingga ke depan BI Rate akan tetap di level 8%.
Bahkan, ujar Ryan, ada peluang BI Rate naik 25 basis poin menjadi 8,25% apabila perilaku inflasi April ini masih seperti Februari dan Maret lalu karena faktor lonjakan harga bahan makanan dan tekanan harga minyak dunia. "Apalagi pemerintah via Pertamina baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) industri dan nonsubsidi, tentu berdampak inflatoir," katanya.
Upaya mencapai inflasi 6,5%, kata Ryan, hanya bisa dilakukan apabila tekanan harga terhadap bahan makanan dapat dikurangi sehingga terjadi keseimbangan sisi supply and demand. "Namun hal ini bakal sulit dicapai, karena ada tekanan eksternal berupa tingginya harga minyak sehingga berdampak imported inflation," jelasnya.
Dari sisi moneter, solusi mengendalikan lonjakan inflasi yang efektif adalah dengan menaikkan suku bunga sebagaimana dilakukan negara-negara lain seperti China, Eropa, dan Australia, yang saat ini tengah dihadapkan pada inflasi tinggi.
0 komentar
Posting Komentar