Target Inflasi 6,5% Terlalu Berat

Diposting oleh riza_pratamapurba | Kamis, April 03, 2008 | , | 0 komentar »

Ekonom Senior BNI Ryan Kiryanto mengatakan upaya mencapai target inflasi 6,5% pada tahun ini berat. "Mengacu kepada inflasi Maret sebesar 0,95% dengan laju inflasi tahun kalender 3,41%, berat bagi pemerintah maupun BI untuk mencapai inflasi 6,5% sesuai asumsi APBN 2008," katany di Jakarta, Selasa (1/4).

Menurutnya, tingginya inflasi Maret di luar estimasi semua ekonom, karena sebelumnya dia hanya memproyeksikan inflasi di kisaran 0,6% hingga 0,8%. Tingginya inflasi year on year sebesar 8,07%, mempersulit BI untuk menurunkan BI Rate sehingga ke depan BI Rate akan tetap di level 8%.

Bahkan, ujar Ryan, ada peluang BI Rate naik 25 basis poin menjadi 8,25% apabila perilaku inflasi April ini masih seperti Februari dan Maret lalu karena faktor lonjakan harga bahan makanan dan tekanan harga minyak dunia. "Apalagi pemerintah via Pertamina baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) industri dan nonsubsidi, tentu berdampak inflatoir," katanya.

Upaya mencapai inflasi 6,5%, kata Ryan, hanya bisa dilakukan apabila tekanan harga terhadap bahan makanan dapat dikurangi sehingga terjadi keseimbangan sisi supply and demand. "Namun hal ini bakal sulit dicapai, karena ada tekanan eksternal berupa tingginya harga minyak sehingga berdampak imported inflation," jelasnya.

Dari sisi moneter, solusi mengendalikan lonjakan inflasi yang efektif adalah dengan menaikkan suku bunga sebagaimana dilakukan negara-negara lain seperti China, Eropa, dan Australia, yang saat ini tengah dihadapkan pada inflasi tinggi.

"Dilemanya, kenaikan suku bunga akan mendera pelaku usaha sehingga terjadi perlambatan ekonomi dan permintaan kredit merosot. Untuk itu, BI dan tim ekonomi harus meningkatkan kualitas koordinasi untuk mengontrol inflasi agar dapat terkendali. Syukur-syukur ada bulan-bulan terjadi deflasi," ujarnya.

0 komentar